Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Story Kapal Nabi NUH a.s

Written By Masril on Kamis, 05 April 2012 | 01.11

Peninggalan sejarah yg maha berharga itu bukan saja menarik minat para pengkaji Sejarah saja, namun pihak penyelidik US seperti CIA/KGB pun mencoba untuk melakukan penelitian disana. Sejauh ini CIA telah menggunakan satelite dan pesawat ‘Stealth’ utk mengambil gambar objek yg terdampar di puncak gunung tersebut. Gambar itu telah menjadi “rahasia besar” dan tersimpan rapi dengan kawalan yg ketat bersama dengan “rahasia″ penting yg lain di Pentagon.

Sudah beratus2 orang mencoba untuk mendaki Gunung Aghi-Dahl yg kerap dijuluki juga sebagai “Gunung Kesengsaraan” atau dengan nama peta-nya yaitu Mount Ararat, namun hanya beberapa2 orang saja yang berhasil menaklukannya.Sebagian lagi selebihnya hanyalah menambah deretan panjang pendaki-pendaki yang menjadi korban keganasannya. Hingga hari ini, hanya ada beberapa orang pendaki yg dapat sampai ke puncak Mt.Ararat sekaligus dapat menyaksikan dgn mata kepala sendiri sebuah artifak yg ‘mahaberharga’ tersimpan abadi dipuncaknya. Lalu apakah sebenarnya artifak “mahaberharga” yang terkubur selama ribuan tahun di puncak Ararat itu?

Yup,menurut para ahli kepurbakalaan, mereka menafsirkan bahwa artifak dengan dimensi yang sangat besar tersebut tak lain adalah The Great Noah Ark (Perahu/Bahtera Nabi Nuh)!

Seperti yang kita ketahui bahwa The Great Pyramid of Giza, Mesir telah terkubur didalam tanah selama kurang lebih 2000 tahun lamanya sebelum ditemukan dan dilakukan penggalian terhadapnya. Begitu pula halnya dengan The Great Noah Ark ,sebelum terjadinya sebuah gempa bumi hebat yang melanda daerah itu pada 2 Mei 1988 silam ,artifak tersebut tertimbun di bawah salju hampir selama 5000 tahun lamanya tanpa ada yang mengetahui bahwa sebenarnya tersimpan sebuah rahasia besar didalamnya.

Sebenarnya, zaman Nabi Noah AS dulu tidaklah seprimitif yg kita semua bayangkan. Pada hakikatnya pengetahuan Sains dan teknologi mereka sudah maju pada masa itu.

Contohnya dari beberapa hasil temuan di kaki Mount Ararat, Para Pengkaji dan Scientist Russia telah menemui lebih kurang 500 kesan artifak batu baterai elektrik purba yg digunakan utk menyadurkan logam.Tentunya temuan tersebut bisa membuktikan bahwa masyarakat zaman Nabi Noah/Nuh telah mengenal listrik.

Mengikut perkiraan para ahli ,Nabi Noah AS kira-kira memulai membangun bahteranya pada tahun 2465 B.C dan hujan lebat baru turun dan mengguyur bumi selama bertahun- tahun sehingga mengakibatkan munculnya air bah maha dasyat yang rata-rata dapat mengahiri sebagian populasi manusia dimuka bumi diperkirakan terjadi pada 2345 B.C

Rupa bentuk dari The Great Noah Ark itu sendiri sebenarnya tidak sama dengan bentuk kapal laut masa kini pada umumnya. Menurut para peneliti dan pendaki yg pernah melihat langsung “Noah Ark” di puncak Mt.Ararat serta beberapa image yang diambil dari pemotretan udara,The Great Noah Ark memang merupakan sebuah bahtera yang berdimensi sangat besar dan kokoh.

Kontruksi utamanya tersusun oleh susunan kayu dari species pohon purba yg memang sudah tidak bisa ditemui lagi didunia ini alias sudah punah.Pengukuran obyek yang ditandai mempunyai altitude 7.546 kaki dengan panjang dari bahtera kurang lebih 500 kaki,83 kaki lebar,dan 50 kaki tinggi. Ada juga Para Pengkaji berpendapat,”Noah Ark” berukuran lebih luas dari sebuah lapangan sepak bola.

Luas pada bagian dalamnnya cukup utk menampung ratusan ribu manusia.Jarak dari satu tingkat ke satu tingkat lainnya ialah 12 hingga ke 13 kaki. Sebanyak kurang lebih ribuan sampai pulahan ribu balak kayu digunakan untuk membangunnya.

Totalnya,terdapat kurang lebih ratusan ribu manusia dan hewan dari berbagai species yang ikut menaiki bahtera ini,Mengikuti kajian dari Dr.Whitcomb, kira2 terdiri 3.700 binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung,6300 jenis reptilia,2500 jenis amfibia yg menaiki The Great Noah Ark tersebut,sisanya adalah para kaum Nabi Nuh yang percaya akan ajaran yang dibawanya.Total berat kargo/muatan bahtera itu keseluruhan mungkin mencapai kurang lebih 24,300 ton.

Di sekitar obyek tersebut, juga ditemukan sebuah batu besar dengan lubang pahatan. para peneliti percaya bahwa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada zaman dahulu biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka menemukan sesuatu yang tidak lazim pada level “iron oxide” atau seperti molekul baja. Struktur baja tersebut setelah dilakukan penelitian bahwa jenis “vessel” ini telah berumur lebih dari 100.000 tahun, dan terbukti bahwa struktur dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahwa itu adalah jejak pendaratan perahu Nuh.

Beberapa sarjana berpendapat bahwa kemungkinan besar ‘Noah Ark’ ini dibangun disebuah tempat bernama Shuruppak, yaitu sebuah kawasan yg terletak di selatan Iraq. Jika ia dibangun di selatan Iraq dan akhirnya terdampar di Utara Turkey,kemungkinan besar bahtera tersebut telah terbawa arus air sejauh kurang lebih 520 Km. Mount Ararat Mt.Ararat itu sendiri bukanlah sembarang gunung,ia adalah sebuah gunung yg unik. Diantara salah satu keunikan yg terdapat pada gunung ini ialah, pada setiap hari akan muncul pelangi pada sebelah utara puncak gunung itu. Mt.Ararat ini ialah salah satu gunung yg mempunyai puncak yg terluas di muka bumi ini. Statusnya juga merupakan puncak tertinggi di Turki yaitu setinggi 16,984 kaki dari permukaan air laut.Sedangkan puncak kecilnya setinggi 12,806 kaki .Jika kita berhasil menaklukkan puncak besarnya ,kita dapat melihat 3 wilayah negara dari atasnya, yaitu “Russia,Iran, dan Turkey”. Sebuah “batu nisan” yg didakwa kepunyaan nabi Nuh AS telah dijumpai di Mt.Lebanon di Syria. Batu nisan itu berukuran 120 kaki panjang.

Pada tahun 1917,Maharaja Russia Tsar Nicholas II mengirim sejumlah 150 org pakar dari berbagai bidang yg terdiri dari saintis,arkeolog dan tentara untuk melakukan penyelidikan terhadap The Great Noah Ark tersebut.
Setelah sebulan, tim ekspedisi itu baru sampai ke puncak Ararat. Segala kesukaran telah berhasil mereka lewati, dan akhirnya menemukan perahu Nuh tersebut. Dalam keadaan terkagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin

Dalam keadaan terkagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin. Mereka mencoba mengukur panjang perahu Noah dan didapati berukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki, sebagian lainnya tenggelam di dalam salju. Hasil dari perjalanan itu dibawa pulang dan mau diserahkan kepada Tsar, malangnya sebelum sempat melaporkan temuan itu ke tangan kaisar, Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus. Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan Jenderal Leon Trotsky. Sehingga sampai sekarang masih belum diketahui, apakah laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan. 
01.11 | 0 komentar

Sumber Daya Alam Aceh dalam Sejarah Penguasaan yang Menjajah

Written By Masril on Selasa, 27 Maret 2012 | 22.07

DJ>lkDJl
Aceh memiliki sejarah panjang perebutan sumber daya alam, dari zaman kolonial sampai sekarang. Sumber daya alam Aceh tidak hanya menjadi lahan korupsi, tetapi juga memicu kekuasaan yang menjajah dalam bentuk kebijakan yang diatur secara formal oleh Negara. Negara telah begitu jauh merambah hak terhadap sumber daya alam Aceh untuk memperkaya beberapa kelompok pejabat mereka ketimbang menjaga sumber daya alam sebagai asset untuk bangsa.

Sumber daya yang melimpah di hutan Aceh 


Hutan adalah bagian yang tak terpisahkan dari sejarah asal muasal terbentuknya wilayah kerajaan Aceh. Di dalam bukunya - penulis hikayat dan buku berbahasa Aceh, Tgk Affan Jamuda Menulis:
“Asai Nanggroe Aceh phon cit nibak rimba Tuhan, rimba raya nyang gohlom rame ureung Nanggroe, nyangna cit aulia-aulia Allah. Teuma ji wangsa Parsi-nyan neucah rimba neupeujeuet keutanoh blang bak neumeugoe, neupeupuga gampong bak neumeunanggroe ngon neumeu-aneuk cuco. Neumeususah payah dalam rimba Tuhan……… Neuilay daya neucah rimba ngon huteuen beuraleuen sampoe jeut keunanggroe.” (Tgk. Affan Jamuda, “Pengajaran Peuturi Droe Keudroe,” Angkasa Muda,1988).

Masih menurut Tgk Affan Jamuda, seiring berjalannya zaman sekitar abad 14 Masehi, di wilayah pesisir hutan Aceh telah ditanami lada yang lebat. Tanaman lada paling banyak ditanam di perbukitan yang mengarah ke Selat Malaka sekitar perbukitan Krueng Raya. Ini dimaksudkan agar petani-petani lada pada masa itu dapat memata-matai setiap kapal asing yang berlayar dan singgah di Selat Malaka. Jika ada kapal asing yang mencurigakan, maka para petani lada tersebut segera melaporkannya ke Sultan.

Pada masa itu lada di hutan-hutan Aceh telah menjadi barang ekspor yang utama. Cina merupakan tujuan utama ekspor lada hingga berlanjut pada permintaan dari pedagang Barat. Di hutan-hutan Aceh juga banyak dijumpai ulat-ulat penghasil sutera. Menurut Laksamana Augustin de Beaulieu dalam buku kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang ditulis oleh Denys Lombard, sutera di Aceh kuning dan sangat digemari di seluruh Sumatera. Para petani mengusahakannya dalam jumlah yang banyak. 


Hasil-hasil hutan lainnya seperti minyak tanah juga ditemukan. Raja Aceh pernah membakar dua kapal Portugis yang sedang diperanginya dengan minyak itu di dekat Malaka. Tanah cempaga atau belerang, kapur, kemenyan dan emas juga pernah ditemukan di masa itu. Utusan Belanda di Aceh, Tuan Croc pernah dihadiahi orang Aceh sebuah batu sebesar telur angsa yang bergaris-garis emas.

Perebutan sumber daya alam Aceh oleh Agressi Netherland East Indies

Pada 5 juli 1873, Sebuah surat kabar bernama “The New York Times” menulis laporannya dan memuat berita perselisihan yang di keluarkan di Den Haag. Perselisihan itu direkayasa sedemikian rupa dengan maksud untuk merampas semua kekayaan alam Aceh. Surat kabar “Basirat” di Istambul pada masa itu menulis bahwa, satu kapal perang Belanda menghampiri perairan Kuala Aceh dan meminta Aceh supaya menyerah kepada Belanda. Sultan Aceh menolak permintaan itu dan mengutus duta ke Istambul guna meminta bantuan dari khalifah Islam jika meletus perang dengan Belanda. 


Setelah hampir dua tahun kemudian, lebih dari 20 buah kapal perang berbendera Belanda berlabuh di Kuala Aceh. Belanda melancarkan perang terhadap Aceh sampai tahun 1942 tanpa sebuah kemenangan. Imperium Netherland East Indies akhirnya bangkrut dan runtuh karena terlalu lama mendanai perang Aceh (Baca: Yusra Habib Abdul Gani, 5 April dibawah Bendera Belanda). 

Nasib sumber daya alam Aceh dalam kekuasaan Indonesia 

Penguasaan sumber daya alam Aceh ke tangan Negara Indonesia hanyalah sebuah pergantian imperium. Pembuatan kebijakan di tangan Negara hanyalah kebijakan berdasarkan politik birokrasi dan hampir seluruhnya dikendalikan oleh pelaku-pelaku Negara. Rakyat Aceh menjadi sangat tidak berdaya secara politis, sistem legeslatif dan yudikatif juga tidak berfungsi.

Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 dijadikan dasar hukum kebijakan pengelolaan sumber daya alam, yang merumuskan bahwa Negara memiliki hak mutlak untuk mengendalikan seluruh sumber daya nasional, termasuk Aceh. Di sektor kehutanan, dasar hukum utama adalah Undang-undang Pokok Kehutanan (UUPK) Nomor 5/1967, sebagai tindak lanjut untuk merinci lebih jauh kedaulatan Negara dalam pengelolaan sumber daya alam dan telah mengatur berbagai kebijakan di sector kehutanan. Memberi mandat kepada pemerintah untuk merencanakan dan mengatur seluruh kepemilikan dan pengaturan pemanfaatan hutan di dalam lingkup kewenangannya.

Kewenangan resmi Pemerintah Indonesia untuk menguasai lahan tidak bertuan, termasuk hutan masyarakat tradisional, serta mengalokasikan hak pengusahaan kepada perusahaan swasta atau memanfaatkan lahan untuk kepentingan lainnya, telah menyebabkan terjadinya tumpang tindih hak pemanfaatan serta akses antara hutan adat dan hutan negara. Kemarahan dan konflik serius antara berbagai pengguna hutan di Aceh pun terjadi selama puluhan tahun, terutama konflik antara HPH dan perusahaan yang didukung Negara dengan masyarakat setempat.

Falsafah yang terkandung dalam UUPK 1967 tidak berbeda secara signifikan dengan Undang-undang Kehutanan Kolonial pada tahun 1865. Pada masa colonial, dinas kehutanan berusaha mengendalikan dan mengeksploitasi hutan di luar Jawa secara terpusat melalui peraturan kehutanan yang seragam. Ahli kehutanan dilatih dan memandang rendah cara pengelolaan sumber daya yang berbeda yang dilakukan oleh institusi lain dan tidak dapat menerima gagasan tentang pengelolaan hutan yang bersifat lebih rasional.

Maka tidaklah mengherankan jika asumsi pemerintah tentang masalah pengelolaan hutan di Aceh berasal dari pengalaman yang diperoleh di Jawa. UUPK 1967 merupakan puncak upaya intensif pemerintah untuk menerapkan kebijakan pengelolaan hutan yang seragam di Jawa dan luar Jawa. Dengan Undang-undang ini, penguasaan hutan oleh Negara secara sentralistik, yang dilembagakan Belanda di Jawa selama pertengahan abad ke-19 sampai awal abad ke-20, juga diterapkan di Aceh.

Pemerintah Indonesia pada akhir tahun 1960-an sampai pertengahan 1980-an memperkuat monopoli atas peguasaan hutan, membangun sikap kebencian dan permusuhan terhadap praktek-praktek kehutanan local, menciptakan kerangka kelembagaan yang secara sistematis menghapus system pengelolaan local dari diskursus kehutanan formal.

Pelecehan dan permusuhan secara resmi terhadap praktek-praktek pengelolaan sumber daya hutan dan cara hidup masyarakat di dalam dan sekitar hutan itu pun dituangkan di dalam formal kebijakan. Instrumen-instrumen kebijakan ditetapkan untuk merefleksikan penolakan total pemerintah terhadap akses masyarakat local pada hutan. Perladangan berpindah dianggap tidak produktif secara ekonomi serta merusak secara ekologis. Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan dinilai terbelakang dan karenanya perlu diintegrasikan ke dalam masyarakat umum. Sikap ini secara nyata diwarisi dari kolonial Belanda.

Pengendalian secara ketat terhadap sistem perladangan berpindah ini merupakan tujuan utama rencana pembangunan lima tahun pertama imperium Soeharto (1968-1974) dan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Ideologi yang cendrung negatif dan bermusuhan terhadap masyarakat penghuni hutan menghasilkan seperangkat kebijakan yang berusaha menjauhkan kelompok masyarakat ini dari hutan atau bertujuan mengubah praktek-prakek adat mereka dalam pengelolaan hutan menjadi cara hidup yang sesuai dengan keinginan pembuat kebijakan pada masa itu.

Pembatasan akses petani pada hutan semakin dipertegas dengan pelarangan secara bertahap penebangan kayu skala kecil dan pengumpulan hasil hutan bukan kayu. Untuk menentukan kriteria dan mekanisme administrasi untuk pengusahaan hutan baik skala besar maupun kecil, dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah (PP) No. 21/1970; izin usaha skala besar (Hak Pengusahaan Hutan atau HPH) dikeluarkan oleh pemerintah pusat, sedangkan izin eksploitasi skala yang lebih kecil (Hak Pemungutan Hasil Hutan atau HPHH) dikeluarkan oleh pemerintah provinsi. Pada sistem HPHH, perorangan dan pengusahan setempat diperbolehkan memungut hasil hutan secara manual baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk pasar lokal (tidak untuk ekspor), namun peraturan yang sama juga membekukan akses masyarakat adat pada sumber daya di kawasan HPH.

Pemerintah pada masa itu, masih merefleksikan maksud jahatnya terhadap masyarakat lokal. HPHH ternyata tidak memberikan banyak keuntungan ekonomi kepada petani hutan karena mereka tidak memahami prosedur birokrasi yang berbasis perkotaan dan juga tidak mempunyai modal untuk memulai; keuntungan terutama masih saja dipetik oleh sekelompok orang kaya raya di kota yang notabene dekat dengan pihak pemerintah. Kebijakan utama imperium Soeharto untuk mengubah dan mengatur hubungan antara hutan dan masyarakat terlihat dalam sebuah instrumen yang dinamai dengan program pemukiman kembali serta program pertanian menetap, yang dikombinasikan dengan pembatasan akses pada hutan secara paksa. PP No. 21/1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan serta kemudian PP No. 28/1985 tentang Perlindungan Hutan secara spesifik melarang akses masyarakat lokal pada hutan adat di dalam kawasan konsesi dan hutan lindung yang ditetapkan pemerintah.

Gesekan antara pemerintah dan masyarakat pun mulai sering terjadi, yang dipicu oleh sikap pemerintah yang menganggap pemanfaatan sumber daya hutan oleh penduduk desa sebagai tindakan kriminal. Insiden-insiden antara masyarakat setempat dengan kepentingan bisnis kayu hutan yang didukung oleh pemerintah terjadi secara luas. Ketika berbagai insiden tersebut meluas menjadi tindakan kekerasan, pemerintah seringkali menggunakan kekuatan serdadu militer untuk menanggulanginya.

Selanjutnya, pada pertengahan 1980an sampai 1997, program penghutanan sosial diadopsi dan secara bertahap dilembagakan ke dalam sistem pengelolaan hutan oleh negara, meskipun hak kepemilikan dan pemanfaatan oleh masyarakat tradisional masih dianggap tidak sah.

Karena berbagai desakan yang dibangun oleh berbagai komponen dan koalisi masyarakat sipil, pada tahun 1998 sampai sekarang, mulai terjadi titik tolak perubahan kebijakan. Pengelolaan hutan oleh masyarakat lokal mulai dimasukkan ke dalam kerangka kerja kehutanan yang sah, walaupun sistem lokal ini masih berada dibawah sistem kehutanan pemerintah.

Masa depan hutan Aceh memasuki tahun-tahun moratorium logging sejak diinstruksikannya pada tahun 2007 yang lalu oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf masih sarat dengan masalah. Aceh memang sedang ditakdirkan melewati masa transisi yang sulit. Namun masih disayangkan, bahwa sejumlah Hak Guna Usaha (HGU) sekarang kembali di izinkan oleh pejabat Pemerintahan Aceh. Sekali lagi, izin HGU ini hanya mampu dimiliki oleh sekelompok orang yang kaya raya. HGU masih tidak memberikan banyak keuntungan ekonomi kepada petani hutan karena masyarakat kecil tidak memahami prosedur birokrasi yang berbelit dan mahal. Pak tani kita tetap saja tidak mempunyai modal untuk memulai. 

Eksploitasi sumber daya alam Aceh oleh Exxon Mobil

Kehadiran Exxon mobil sejak tahun 1968 ternyata hanya melahirkan ketimpangan ekonomi dan sosial, Meski pun perusahaan ini dapat mengeksploitasi gas alam hingga mencapai 3,4 juta ton per tahunnya, tetapi realitas ekonomi penduduk di sekitar mega industri itu masih tunggang langgang.

Exxon Mobil sejak hadir di Aceh sampai dengan sekarang masih menyisakan kontroversi. Menurut kesaksian masyarakat, tanah dirampas tanpa kompensasi yang cukup, operasi perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan, dan,walaupun ada penyerapan tenaga kerja yang terkait dengan pembangunan awal, operasi perusahaaan gas ini telah gagal menurunkan angka kemiskinan yang berada di wilayah sekitarnya. Di atas semua itu, Exxon Mobil dan PT Arun, melalui hubungan mereka dengan TNI, tetap tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan dalam konflik yang melanda Aceh sejak tahun 1970an.(Sumber: Lesley McCulloch, “Greed: The Silent Force of the Conflict in Aceh,” paper tidak diterbitkan, Deakin University, Melbourne, Australia (Oktober 2003), 4, http://www.preventconflict.org/portal/main/greed.pdf.).

Penutup 

 Di dalam sejarahnya, sumber daya alam Aceh kaya akan material-material bernilai tinggi dan menjadi perebutan banyak pihak, baik Negara melalui kebijakan formalnya, maupun perusahaan-perusaan asing melalui investasinya. Namun penguasaan yang menjajah oleh Negara melalui aturan-aturan formal yang tidak memihak kepada masyarakat penghuni sekitar sumber daya alam tersebut telah memunculkan berbagai persoalan sosial, ini menjadi sejarah buruk rakyat Aceh dari masa ke masa dimana meluasnya bentuk-bentuk kemiskinan massif yang ditandai oleh kelaparan di tengah kemewahan, putus sekolah massal di tengah pemborosan anggaran pendidikan, keringkihan massal di tengah gaya hidup royal kaum pemodal.

Sejarah Aceh juga mencatat bahwa, terdapat penguasaan tanah yang luas oleh serdadu di era konflik. Beberapa kasus, seperti tanah masyarakat desa Mane, Aceh Pidie, yang berubah menjadi kompi Senapan, merupakan sebagian kecil konflik terbuka yang pada saat kejadiaannya dapat ditekan secara efektif melalui kekerasan. Rakyat kehilangan sarana produksi mereka yang paling penting, yaitu tanah.

Sebagian besar konflik tanah hutan yang lain terpaksa terpendam bagai bom waktu, seperti kasus penyerobotan tanah Taman Hutan Raya (Tahura) Pocut Meurah Intan di Seulawah, Aceh Besar, untuk membangun Markas Komando Brimob, yang titik letusnya menunggu melonggarnya cengkraman dan tekanan penguasa yang tengah berlaku. Rakyat Aceh sedang menunggu pengadilan sejarah atas sumber daya alam mereka.

22.07 | 0 komentar

10 PERMASALAHAN TERBESAR BANGSA INDONESIA

Dalam acara Metro10 diungkapkan 10 permasalahan terbesar yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia.  Ke 10 permasalahan tersebut merupakan hasil survei yang diurut dari yang  terkecil ke yang terbesar, urutannya adalah sebagai berikut:
10.  Krisis kepemimpinan
9.  Kelaparan dan krisis pangan
8.  Bencana alam
7.  Mahalnya harga pangan
6. Sempitnya lapangan kerja
5. Sistem pendidikan
4. Pengelolaan BBM
3. Kemiskinan
2. Korupsi
1. Ekonomi
Ironis….begitulah julukan untuk bangsa ini.  Bangsa yang pernah menjadi macan Asia Tenggara, bahkan diprediksi akan menjadi macan Asia…kini kehilangan taringnya.  Bangsa yang kaya sumberdaya alam kini terpuruk menjadi bangsa miskin.  Lihatlah ke sepuluh masalah itu bermuara pada SISTEM YANG RAPUH……Ekonomi dan pendidikan kita bertumpu pada paradigma kapitalis-liberalis-sekularis.   Sistem ekonomi kapitalis-liberalis-sekularis yang bertumpu pada sektor non riil, inilah yang menyebabkan kelaparan & krisis pangan (9), mahalnya harga pangan (7), amburadulnya pengelolaan BBM (4), kemiskinan (3), korupsi (2), dan kolapsnya ekonomi mikro dan makro (1).   Sistem pendidikan yang bertumpu pada kapitalis-materialis-liberalis hanya mampu melahirkan manusia-manusia yang tamak dan oportunis… Sistem pendidikan kita hanya mampu melahirkan manusia penyebab beberapa bencana alam seperti banjir dan longsor (8), melahirkan manusia-manusia koruptor (2).  Tengoklah UN…guru, kepala sekolah, dinas pendidikan kota/kabupaten, bahkan kanwil di beberapa propinsi justeru mengintruksikan pada guru untuk mengawal UN demi kredibilitas propinsinya….sehingga dengan entengnya murid akan berkata, “ga usah terlalu giat belajar, nanti juga jawaban kita dibetulin guru kalau salah“.  Sistem pendidikan kita lebih mendahulukan nilai dalam bentuk angka (materialis kan?), dari pada etika-sopan santun-akhlak-moral…maka wajar kalau sistem pendidikan kita ahirnya tak mampu melahirkan dan mencetak pemimpin-pemimpin yang menjunjung moralitas….dan terjadilah krisis kepemimpinan (10) seperti sekarang ini.  Jadi jika ini masalah sistem…memperbaikinya pun haruslah sistemik, yang semuanya dimulai dengan mengubah frame dan paradigma kita yang kapitalis-liberalis-sekularis.
 Gambar: Kantor MPR&DPR RI
21.05 | 0 komentar

Bukti Kedahsyatan Tsunami Jepang Kembali Ditemukan



Patroli militer laut Kanada berhasil menemukan sebuah kapal penangkap ikan tak bertuan. Kapal yang tampak tua dan mengalami kerusakan itu ditemukan di perairan laut sebelah barat Kanada. Yang mengejutkan, kapal yang sudah tampak berkarat itu ternyata merupakan bukti dari kedahsyatan tsunami yang menghantam Jepang setahun lalu.

Sebagaimana dilansir laman Dailymail, Sabtu (24/03/2012), kapal pukat itu merupakan bagian dari lima juta ton puing – puing yang tersapu gelombang tsunami pada Maret 2011 lalu. Tepatnya ketika gempa bumi berkekuatan 9 skala richter mengguncang negara matahari terbit tersebut dan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 23 kaki yang menyapu daratan Jepang.

Menurut anggota angkatan laut, kapal penangkap ikan sepanjang 15 meter itu, diyakini telah mengarungi samudera sejauh 4.703 mil tanpa dikemudikan seorang pun. Terseret arus laut dengan sendirinya dari tempat asalnya di Hachinohe, perfektur Aomori.

Atas temuan tersebut, pihak Jepang kemudian mencoba mengontak militer Kanada untuk melacak siapa sang empunya kapal tersebut. Lantaran saat ditemukan, mereka belum bisa mengetahui nomor lambung kapal nahas tersebut. (Mona Kriesdina)
20.43 | 0 komentar

Kartu Pos dari Surga


by. Agus Noor

Mobil jemputan sekolah belum lagi berhenti, Beningnya langsung meloncat menghambur. “Hati-hati!” teriak sopir. Tapi gadis kecil itu malah mempercepat larinya. Seperti capung ia melintas halaman. Ia ingin segera membuka kotak pos itu. Pasti kartu pos dari Mama telah tiba. Di kelas, tadi, ia sudah sibuk membayang-bayangkan: bergambar apakah kartu pos Mama kali ini? Hingga Bu Guru menegurnya karena terus-terusan melamun.
Beningnya tertegun, mendapati kotak itu kosong. Ia melongok, barangkali kartu pos itu terselip di dalamnya. Tapi memang tak ada. Apa Mama begitu sibuk hingga lupa mengirim kartu pos? Mungkin Bi Sari sudah mengambilnya! Beningnya pun segera berlari berteriak, “Biiikkk…, Bibiiikkk….” Ia nyaris kepleset dan menabrak pintu. Bik Sari yang sedang mengepel sampai kaget melihat Beningnya terengah-engah begitu.
“Ada apa, Non?”
“Kartu posnya udah diambil Bibik, ya?”
Tongkat pel yang dipegangnya nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa mulutnya langsung kaku. Ia harus menjawab apa? Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup, seakan sudah menebak, karna ia terus diam saja. Sungguh, ia selalu tak tahan melihat mata yang kecewa itu.
Marwan hanya diam ketika Bik Sari cerita kejadian siang tadi. “Sekarang, setiap pulang, Beningnya selalu nanya kartu pos…” suara pembantunya terdengar serba salah. “Saya ndak tahu mesti jawab apa…” Memang, tak gampang menjelaskan semuanya pada anak itu. Ia masih belum genap enam tahun. Marwan sendiri selalu berusaha menghindari jawaban langsung bila anaknya bertanya, “Kok kartu pos Mama belum datang ya, Pa?”
“Mungkin Pak Posnya lagi sakit. Jadi belum sempet ngater kemari…”
Lalu ia mengelus lembut anaknya. Ia tak menyangka, betapa soal kartu pos ini akan membuatnya mesti mengarang-ngarang jawaban.
Pekerjaan Ren membuatnya sering bepergian. Kadang bisa sebulan tak pulang. Dari kota-kota yang disinggahi, ia selalu mengirimkan kartu pos buat Beningnya. Marwan kadang meledek istrinya, “Hari gini masih pake kartu pos?” Karna Ren sebenarnya bisa telepon atau kirim SMS. Meski baru play group, Beningnya sudah pegang hape. Sekolahnya memang mengharuskan setiap murid punya hand phone agar bisa dicek sewaktu-waktu, terutama saat bubaran sekolah, untuk berjaga-jaga kalau ada penculikan.
“Kau memang tak pernah merasakan bagaimana bahagianya dapat kartu pos…”
Marwan tak lagi menggoda bila Ren sudah menjawab seperti itu. Sepanjang hidupnya, Marwan tak pernah menerima kartu pos. Bahkan, rasanya, ia pun jarang dapat surat pos yang membuatnya bahagia. Saat SMP, banyak temannya yang punya sahabat pena, yang dikenal lewat rubrik majalah. Mereka akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau kartu pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras. Karena iri, Marwan pernah diam-diam menulis surat untuk dirinya sendiri, lantas mengeposkannya. Ia pun berusaha tampak gembira ketika surat yang dikirimkannya sendiri itu ia terima.
Ren sejak kanak sering menerima kiriman kartu pos dari Ayahnya yang pelaut. “Setiap kali menerima kartu pos darinya, aku selalu merasa Ayahku muncul dari negeri-negeri yang jauh. Negeri yang gambarnya ada dalam kartu pos itu…” ujar Ren. Marwan ingat, bagaimana Ren bercerita, dengan suara penuh kenangan, “Aku selalu mengeluarkan semua kartu pos itu, setiap Ayah pulang.” Ren kecil duduk di pangkuan, sementara Ayahnya berkisah keindahan kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi. “Itulah saat-saat menyenangkan dan membanggakan punya Ayah pelaut.” Ren merawat kartu pos itu seperti merawat kenangan. “Mungkin aku memang jadul. Aku hanya ingin Beningnya punya kebahagiaan yang aku rasakan…”
Tak ingin berbantahan, Marwan diam. Meski tetap saja ia merasa aneh, dan yang lucu: pernah suatu kali Ren sudah pulang, tetapi kartu pos yang dikirimkannya dari kota yang disinggahi baru sampai tiga hari kemudian!
Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit dan ia mendapati Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. Itu kotak kayu pemberian Ren. Kotak kayu yang dulu juga dipakai Ren menyimpan kartu pos dari Ayahnya. Marwan melirik jam dinding kamarnya. Pukul 11.20.
“Enggak bisa tidur, ya? Mo tidur di kamar Papa?”
Marwan menggandeng anaknya masuk.
“Besok Papa bisa anter Beningnya enggak?” tiba-tiba anaknya bertanya.
“Nganter ke mana? Pizza Hut?”
Beningnya menggeleng.
“Ke mana?”
“Ke rumah Pak Pos…”
Marwan merasakan sesuatu mendesir di dadanya.
“Kalu emang Pak Posnya sakit biar besok Beningnya aja yang ke rumahnya, ngambil kartu pos dari Mama.”
Marwan hanya diam, bahkan ketika anaknya mulai mengeluarkan setumpuk kartu pos dari kotak itu. Ia mencoba menarik perhatian Beningnya dengan memutar DVD Pokoyo, kartun kesukaannya. Tapi Beningnya terus sibuk memandangi gambar-gambar kartu pos itu. Sudut kota tua. Siluet menara dengan burung-burung melintas langit jernih. Sepeda yang berjajar di tepian kanal. Pagoda kuning keemasan. Deretan kafe payung warna sepia. Dermaga dengan deretan yacht tertambat. Air mancur dan patung bocah bersayap. Gambar pada dinding goa. Bukit karang yang menjulang. Semua itu menjadi tampak lebih indah dalam kartu pos. Rasanya, ia kini mulai dapat memahami, kenapa seorang pengarang bisa begitu terobsesi pada senja dan ingin memotongnya menjadi kartu pos buat pacarnya.
Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di kartu pos itu hingga Beningnya tertidur. Ah, bagaimanakah ia mesti menjelaskan semuanya pada bocah itu?
“Bilang saja Mamanya pergi…” kata Ita, teman sekantor, saat Marwan makan siang bersama. Marwan masih ngantuk karena baru tidur menjelang jam lima pagi, setelah Beningnya pulas,
“Bagaimana kalau ia malah terus bertanya, kapan pulangnya?”
“Ya sudah, kamu jelaskan saja pelan-pelan yang sebenarnya.”
Itulah. Ia selalu merasa bingung, dari mana mesti memulainya? Marwan menatap Ita, yang tampak memberi isyarat agar ia melihat ke sebelah. Beberapa rekan sekantornya terlihat tengah memandang mejanya dengan mata penuh gosip. Pasti mereka menduga ia dan Ita….
“Atau kamu bisa saja tulis kartu pos buat dia. Seolah-olah itu dari Ren….”
Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya.
Mobil jemputan belum lagi berhenti ketika Marwan melihat Beningnya meloncat turun. Marwan mendengar teriakan sopir yang menyuruh hati-hati, tetapi bocah itu telah melesat menuju kotak pos di pagar rumah. Marwan tersenyum. Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat Beningnya gembira ketika mendapati kartu pos itu. Kartu pos yang diam-diam ia kirim. Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu, seperti tercekat, kemudian berlarian tergesa masuk rumah.
Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan kartu pos itu.
“Wah, udah datang ya kartu posnya?”
Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca.
“Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk kartu pos itu. “Ini bukan tulisan Mama…”
Marwan tak berani menatap mata anaknya, ketika Beningnya terisak dan berlari ke kamarnya. Bahkan membohongi anaknya saja ia tak bisa! Barangkali memang harus berterus terang. Tapi bagaimanakah menjelaskan kematian pada anak seusianya? Rasanya akan lebih mudah bila jenazah Ren terbaring di rumah. Ia bisa membiarkan Beningnya melihat Mamanya terakhir kali. Membiarkannya ikut ke pemakaman. Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena merasakan kehilangan. Tetapi rasanya jauh lebih mudah menenangkan Beningnya dari tangisnya ketimbang harus menjelaskan bahwa pesawat Ren jatuh ke laut dan mayatnya tak pernah ditemukan.
Ketukan gugup di pintu membuat Marwan bergegas bangun. Dua belas lewat, sekilas ia melihat jam kamarnya.
“Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat.
“Beningnya…”
Bergegas Marwan mengikuti Bik Sari. Dan ia tercekat di depan kamar anaknya. Ada cahaya terang keluar dari celah pintu yang bukan cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia mendengar Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap dengan seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding. Bau wangi yang ganjil mengambang. Dan cahaya itu makin menggenangi lantai. Rasanya ia hendak terserap amblas ke dalam kamar.
“Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor pintu kamar yang entah kenapa begitu sulit ia buka. Ia melihat ada asap lembut, serupa kabut, keluar dari lubang kunci. Bau sangit membuatnya tersedak. Lebih keras dari bau amoniak. Ia menduga terjadi kebakaran dan makin panik membayangkan api mulai melahap kasur.
“Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak memanggil.
“Buka Beningnya! Cepat buka!”
Entahlah berapa lama ia menggedor, ketika akhirnya cahaya keperakan itu seketika lenyap dan pintu terbuka. Beningnya berdiri sambil memegangi selimut. Segera Marwan menyambar mendekapnya. Ia melongok ke dalam kamar, tak ada api, semua rapi. Hanya kartu pos-kartu pos yang berserakan.
“Tadi Mama datang,” pelan Beningnya bicara. “Kata Mama tukang posnya emang sakit, jadi Mama mesti nganter kartu posnya sendiri….”
Beningnya mengulurkan tangan. Marwan mendapati sepotong kain serupa kartu pos dipegangi anaknya. Marwan menerima dan mengamati kain itu. Kain kafan yang tepiannya kecoklatan bagai bekas terbakar.

Singapura-Yogyakarta, 2008

20.37 | 0 komentar

Cerpen

Dodolitdodolitdodolibret

By. Seno G A
 
Kiplik sungguh mengerti, betapapun semua itu tentunya hanya dongeng.
“Mana ada orang bisa berjalan di atas air,” pikirnya.
Namun, ia memang berpendapat bahwa jika seseorang ingin membaca doa, maka ia harus belajar membaca doa secara benar.
”Bagaimana mungkin doanya sampai jika kata-katanya salah,” pikir Kiplik, ”karena jika kata-katanya salah, tentu maknanya berbeda, bahkan jangan-jangan bertentangan. Bukankah buku Cara Berdoa yang Benar memang dijual di mana-mana?”
Adapun dongeng yang didengarnya menyampaikan pesan, betapa siapa pun orangnya yang berdoa dengan benar, akan mampu berjalan di atas air.
Kiplik memang bisa membayangkan, bagaimana kebesaran jiwa yang dicapai seseorang setelah mampu membaca doa secara benar, akan membebaskan tubuh seseorang dari keterikatan duniawi, dan salah satu perwujudannya adalah bisa berjalan di atas air.
Namun, ia juga sangat sadar sesadar-sadarnya, pembayangan yang bagaimanapun, betapapun masuk akalnya, tidaklah harus berarti akan terwujudkan sebagai kenyataan, dalam pengertian dapat disaksikan dengan mata kepala sendiri.
”Dongeng itu hanyalah perlambang,” pikirnya, ”untuk menegaskan kebebasan jiwa yang akan didapatkan siapa pun yang berdoa dengan benar.”
Justru karena itu, semenjak Kiplik memperdalam ilmu berdoa, kepada siapa pun yang ditemuinya, ia selalu menekankan pentingnya berdoa dengan benar. Adapun yang dimaksudnya berdoa dengan benar bukanlah sekadar kata-katanya tidak keliru, gerakannya tepat, dan waktunya terukur, selain tentu saja perhatiannya terpusat, melainkan juga dengan kepercayaan yang mendalam dan tak tergoyahkan betapa sedang melakukan sesuatu yang benar, sangat benar, bagaikan tiada lagi yang akan lebih benar.
Kebahagiaan yang telah didapatkannya membuat Kiplik merasa mendapatkan suatu kekayaan tak ternilai, dan karena itulah kemudian ia pun selalu ingin membaginya. Setiap kali ia berhasil membagikan kekayaan itu, kebahagiaannya bertambah, sehingga semakin seringlah Kiplik menemui banyak orang dan mengajarinya cara berdoa yang benar.
Ternyata tidak sedikit pula orang percaya dan merasakan kebenaran pendapat Kiplik, bahwa dengan berdoa secara benar, bukan hanya karena cara-caranya, tetapi juga karena tahap kejiwaan yang dapat dicapai dengan itu, siapa pun akan mendapatkan ketenangan dan kemantapan yang lebih memungkinkan untuk mencapai kebahagiaan.
Demikianlah akhirnya Kiplik pun dikenal sebagai Guru Kiplik. Mereka yang telah mengalami bagaimana kebahagiaan itu dapat dicapai dengan berdoa secara benar, merasa sangat berterima kasih dan banyak di antaranya ingin mengikuti ke mana pun Kiplik pergi.
”Izinkan kami mengikutimu Guru, izinkanlah kami mengabdi kepadamu, agar kami dapat semakin mendalami dan menghayati bagaimana caranya berdoa secara benar,” kata mereka.
Namun, Guru Kiplik selalu menolaknya.
”Tidak ada lagi yang bisa daku ajarkan, selain mencapai kebahagiaan,” katanya, ”dan apalah yang bisa lebih tinggi dan lebih dalam lagi selain dari mencapai kebahagiaan?”
Guru Kiplik bukan semacam manusia yang menganggap dirinya seorang nabi, yang begitu yakin bisa membawa pengikutnya masuk surga. Ia hanya seperti seseorang yang ingin membagikan kekayaan batinnya, dan akan merasa bahagia jika orang lain menjadi berbahagia karenanya.
Demikianlah Guru Kiplik semakin percaya, bahwa berdoa dengan cara yang benar adalah jalan mencapai kebahagiaan. Dari satu tempat ke tempat lain Guru Kiplik pun mengembara untuk menyampaikan pendapatnya tersebut sambil mengajarkan cara berdoa yang benar. Dari kampung ke kampung, dari kota ke kota, dari lembah ke gunung, dari sungai ke laut, sampai ke negeri-negeri yang jauh, dan di setiap tempat setiap orang bersyukur betapa Guru Kiplik pernah lewat dan memperkenalkan cara berdoa yang benar.
Sementara itu, kadang-kadang Guru Kiplik terpikir juga akan gagasan itu, bahwa mereka yang berdoa dengan benar akan bisa berjalan di atas air.
”Ah, itu hanya takhayul,” katanya kepada diri sendiri mengusir gagasan itu.
***
Suatu ketika dalam perjalanannya tibalah Guru Kiplik di tepi sebuah danau. Begitu luasnya danau itu sehingga di tengahnya terdapatlah sebuah pulau. Ia telah mendengar bahwa di pulau tersebut terdapat orang-orang yang belum pernah meninggalkan pulau itu sama sekali. Guru Kiplik membayangkan, orang-orang itu tentunya kemungkinan besar belum mengetahui cara berdoa yang benar, karena tentunya siapa yang mengajarkannya? Danau itu memang begitu luas, sangat luas, bagaikan tiada lagi yang bisa lebih luas, seperti lautan saja layaknya, sehingga Guru Kiplik pun hanya bisa geleng-geleng kepala.
”Danau seluas lautan,” pikirnya, ”apalagi yang masih bisa kukatakan?”
Maka disewanya sebuah perahu layar bersama awaknya agar bisa mencapai pulau itu, yang konon terletak tepat di tengah danau, benar-benar tepat di tengah, sehingga jika pelayaran itu salah memperkirakan arah, pulau itu tidak akan bisa ditemukan, karena kedudukannya hanyalah bagaikan noktah di danau seluas lautan.
Tiadalah usah diceritakan betapa lama dan susah payah perjalanan yang ditempuh Guru Kiplik. Namun, akhirnya ia pun sampai juga ke pulau tersebut. Ternyatalah bahwa pulau sebesar noktah itu subur makmur begitu rupa, sehingga penghuninya tiada perlu berlayar ke mana pun jua agar dapat hidup. Bahkan, para penghuninya itu juga tidak ingin pergi ke mana pun meski sekadar hanya untuk melihat dunia. Tidak terdapat satu perahu pun di pulau itu.
”Jangan-jangan mereka pun mengira, bahwa dunia hanyalah sebatas pulau sebesar noktah di tengah danau seluas lautan ini,” pikir Guru Kiplik.
Namun, alangkah terharunya Guru Kiplik setelah diketahuinya bahwa meskipun terpencil dan terasing, sembilan orang penduduk pulau sebesar noktah itu di samping bekerja juga tidak putus-putusnya berdoa!
”Tetapi sayang,” pikir Guru Kiplik, ”mereka berdoa dengan cara yang salah.”
Maka dengan penuh pengabdian dan perasaan kasih sayang tiada terkira, Guru Kiplik pun mengajarkan kepada mereka cara berdoa yang benar.
Setelah beberapa saat lamanya, Guru Kiplik menyadari betapa susahnya mengubah cara berdoa mereka yang salah itu.
Dengan segala kesalahan gerak maupun ucapan dalam cara berdoa yang salah tersebut, demikian pendapat Guru Kiplik, mereka justru seperti berdoa untuk memohon kutukan bagi diri mereka sendiri!
”Kasihan sekali jika mereka menjadi terkutuk karena cara berdoa yang salah,” pikir Guru Kiplik.
Sebenarnya cara berdoa yang diajarkan Guru Kiplik sederhana sekali, bahkan sebetulnya setiap kali mereka pun berhasil menirunya, tetapi ketika kemudian mereka berdoa tanpa tuntunan Guru Kiplik, selalu saja langsung salah lagi.
”Jangan-jangan setan sendirilah yang selalu menyesatkan mereka dengan cara berdoa yang salah itu,” pikir Guru Kiplik, lagi.
Guru Kiplik hampir-hampir saja merasa putus asa. Namun, setelah melalui masa kesabaran yang luar biasa, akhirnya sembilan orang itu berhasil juga berdoa dengan cara yang benar.
Saat itulah Guru Kiplik merasa sudah tiba waktunya untuk pamit dan melanjutkan perjalanannya. Di atas perahu layarnya Guru Kiplik merasa bersyukur telah berhasil mengajarkan cara berdoa yang benar.
”Syukurlah mereka terhindar dari kutukan yang tidak dengan sengaja mereka undang,” katanya kepada para awak perahu.
Pada saat waktu untuk berdoa tiba, Guru Kiplik pun berdoa di atas perahu dengan cara yang benar.
Baru saja selesai berdoa, salah satu dari awak perahunya berteriak.
”Guru! Lihat!”
Guru Kiplik pun menoleh ke arah yang ditunjuknya. Alangkah terkejutnya Guru Kiplik melihat sembilan orang penghuni pulau tampak datang berlari-lari di atas air!
Guru Kiplik terpana, matanya terkejap-kejap dan mulutnya menganga. Mungkinkah sembilan penghuni pulau terpencil, yang baru saja diajarinya cara berdoa yang benar itu, telah begitu benar doanya, begitu benar dan sangat benar bagaikan tiada lagi yang bisa lebih benar, sehingga mampu bukan hanya berjalan, tetapi bahkan berlari-lari di atas air?
Sembilan orang penghuni pulau terpencil itu berlari cepat sekali di atas air, mendekati perahu sambil berteriak-teriak.
”Guru! Guru! Tolonglah kembali Guru! Kami lupa lagi bagaimana cara berdoa yang benar!”

Ubud, Oktober 2009 /
Kampung Utan, Agustus 2010.
10.17 | 0 komentar

Budaya

Kebudayaan Aceh


Gaambar: Rumah adat Aceh

Aceh


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki suku dan budaya yang beraneka ragam. Masing-masing budaya daerah saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebudayaan daerah lain maupun kebudayaan yang berasal dari luar Indonesia.

Dilihat dari sisi kebudayaannya, Aceh memiliki budaya yang unik dan beraneka ragam. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya melayu, karena letak Aceh yang strategis karena merupakan jalur perdagangan maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budaya melayu, Timur Tengah dan Aceh sendiri.

Suku bangsa yang mendiami Aceh merupakan keturunan orang-orang melayu dan Timur Tengah hal ini menyebabkan wajah-wajah orang Aceh berbeda dengan orang Indonesia yang berada di lain wilayah. Sistem kemasyarakatan suku bangsa Aceh, mata pencaharian sebagian besar masyarakat Aceh adalah bertani namun tidak sedikit juga yang berdagang. Sistem kekerabatan masyarakat Aceh mengenal Wali, Karong dan Kaom yang merupakan bagian dari sistem kekerabatan.

Agama Islam adalah agama yang paling mendominasi di Aceh oleh karena itu Aceh mendapat julukan ”Serambi Mekah”. Dari struktur masyarakat Aceh dikenal gampong, mukim, nanggroe dan sebagainya. Tetapi pada saat-saat sekarang ini upacara ceremonial yang besar-besaran hanya sebagai simbol sehingga inti dari upacara tersebut tidak tercapai. Pergeseran nilai kebudayaan tersebut terjadi karena penjajahan dan faktor lainnya.

Aceh termasuk salah satu daerah yang paling awal menerima agama Islam. Oleh sebab itu propinsi ini dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah", maksudnya "pintu gerbang" yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat dari mana agama tersebut berasal. Meskipun demikian kebudayaan asli Aceh tidak hilang begitu saja, sebaliknya beberapa unsur kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur dengan kebudayaan Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil akulturasi tersebut melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh yang khas. Di dalam kebudayaan tersebut masih terdapat sisa-sisa kepercayaan animisme dan dinamisme.

Rumah Adat

Rumah Adat Aceh berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu Seuramue Keu (serambi depan), Rumah Inong (serambi tengah), dan Seurarnoe Likot (serambi belakang). Selain itu ada rumah berupa lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau Berandang.

Kesenian aceh

Corak kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, namun telah diolah dan disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku. Seni tari yang terkenal dari Aceh antara lain seudati, seudati inong, dan seudati tunang. Seni lain yang dikembangkan adalah seni kaligrafi Arab, seperti yang banyak terlihat pada berbagai ukiran mesjid, rumah adat, alat upacara, perhiasan, dan sebagainnya. Selain itu berkembang seni sastra dalam bentuk hikayat yang bernafaskan Islam, seperti Hikayat Perang Sabil.


Bentuk-bentuk kesenian Aneuk Jamee berasal dari dua budaya yang berasimilasi.. Orang Aneuk Jamee mengenal kesenian seudati, dabus (dabuih), dan ratoh yang memadukan unsur tari, musik, dan seni suara. Selain itu dikenal kaba, yaitu seni bercerita tentang seorang tokoh yang dibumbui dengan dongeng.


Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemunduran bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tan saman dan seni teater yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian bines, guru didong, dan melengkap (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masa.




satu ciri menarik dari tari Aceh adalah bahwa ia dilakukan secara berkelompok. Seudati yang heroik dilakukan oleh delapan orang. Saman, sebagian menyebutnya “tari tangan seribu” yang rampak dan dinamis biasanya dilakukan oleh sepuluh orang laki-laki atau sepuluh orang perempuan. Likok Pulok juga demikian, walaupun bisa juga ditarikan delapan atau dua belas orang. Tari Ranub Lampuan yang indah untuk memuliakan tamu biasanya dilakukan oleh enam atau delapan dara Aceh. Tak ada tari Aceh yang dilakukan sendiri alias secara solo.


beberapa jenis tarian dari provinsi aceh :


* Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.


* Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam

Senjata Tradisional

 

senjata tradisonal aceh RENCONG


00.27 | 0 komentar

Cincin yang Dipakai Rasulullah SAW

Written By Masril on Senin, 26 Maret 2012 | 22.39

Rasulullah SAW Mengenakan Cincin

Didalam beberapa riwayat hadits disebutkan bahwa Rasulullah saw mengenakan cincin. Pada awalnya Rasulullah saw mengenakan cincin yang terbuat dari emas sebelum adanya pelarangan mengenakan emas bagi kaum laki-laki. Diantara beberapa riwayat itu adalah apa yang disebutkan oleh Imam Malik didalam kitabnya ‘al Muwattha’, dari Adullah bin Umar bahwasanya Rasulullah saw pernah mengenakan cincin dari emas kemudian Rasulullah saw membuangnya dan beliau bersabda,”Aku tidak akan mengenakannya selama-lamanya.’ Maka manusia yang menyaksikannya pada saat itu pun membuang cincin-cincin mereka.
Didalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata bahwa cincin Rasulullah saw terbuat dari perak dan batu (cinicin) nya adalah batu Habasyi.” (HR. Muslim)
Adapun bentuk cincin Rasulullah saw sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyyim bahwa sekembalinya beliau saw dari Hudaibiyah kemudian beliau saw menulis surat kepada para Raja di bumi yang dibawa oleh para kurirnya. Tatkala beliau hendak menulis surat kepada raja Romawi maka dikatakan kepadanya saw,”Sesungguhnya mereka tidak akan membaca suatu surat kecuali apabila dibubuhi tanda (stempel).” Maka beliau saw menjadikan cincinya yang terbuat dari perak yang diatasnya terdapat ukiran terdiri dari tiga baris. Muhammad pada satu baris, Rasul pada satu baris dan Allah pada satu baris. Beliau pun menyetempel surat-surat yang dikirimkan kepada para raja dengannya serta mengutus 6 orang pada satu hari di bulan Ramadhan tahun 7 H. (Zaadul Ma’ad, juz I hal 119 – 120)

Dijari Apa Beliau saw Mengenakannya ?

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq berkata,”Aku menyaksikan ash Shalt bin Abdullah bin Naufal bin Abdul Mutthallib mengenakan cincin di jari kelingking kanan.” Maka aku mengatakan,”Apa ini?’ dia menjawab,’Aku pernah melihat Ibnu Abbas mengenakan cincinnya seperti ini dan menjadikan batu cincinnya dibagian luarnya.’ Dia mengatakan,’Tidaklah Ibnu Abas meyakini hal itu kecuali dia menyebutkan bahwa Rasulullah saw mengenakan cincinnya seperti itu.’ (HR. Abu Daud)
Al Mundziri mengatakan,”hadits ini dikeluarkan at Tirmidzi.” Dan dia juga berkata,”Telah berkata Muhammad bin Ismail yaitu al Bukhori bahwa Hadits Muhammad bin Ishaq dari ash Shalt bin Abdullah bin Naufal ini adalah hadits hasan.” Imam Muslim didalam shahihnya dari hadits Tsabit dari Anas bin Malik berkata,”Cincin Nabi saw dikenakan di sini, dia mengisyaratkan kepada jari kelingking kirinya.” Dan An Nasai juga mengeluarkan hadits seperti ini.
Adh Dhaya’i juga mengeluarkan hadits Qatadah dari Anas berkata,”Bahwa aku melihat putihnya cincin Nabi saw di jari kirinya.” Dan orang-orang didalam sanad hadits ini bisa dijadikan argumentasi didalam keshahihanya. At Tirmidzi juga mengeluarkan hadits Abi Ja’far Muhammad dari bapaknya berkata,”Hasan dan Husein mengenakan cincin di tangan kirinya.” Dan dia mengatakan bahwa hadits ini shahih. (Aunul Ma’bud, juz XI hal 210)
Dari beberapa riwayat hadits diatas tampaklah bahwa ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah saw mengenakan cincin pada jari kelingking kanannya namun ada juga riwayat yang menyebutkan pada jari kelingking kirinya.
Para ulama berbeda pendapat didalam menggabungkan hadits-hadits yang berbeda tersebut. Ada diantara mereka yang menyamakan kedua hal tersebut, artinya cincin itu bisa dikenakan di jari kanan atau kiri. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa pada awalnya Rasulullah saw mengenakan cincin pada tangan kanan namun kemudian beliau saw memindahkannya ke tangan kiri.
Adapun pendapat Imam Nawawi didalam Syarh Muslimnya menyebutkan bahwa ijma’ para fuqaha membolehkan pengenaan cincin pada tangan kanan dan membolehkannya pada tangan kiri serta keduanya tidaklah dimakruhkan. Mereka berbeda pendapat tentang yang paling utama karena banyak para ulama salaf mengenakan cincin di tangan kanan dan banyak pula di tangan kiri. Malik menganjurkan untuk dikenakan ditangan kiri dan memakruhkan pengenaannya di tangan kanan. Sedangkan didalam madzhab kami (Syafi’i) bahwa tangan kanan lebih utama karena ia adalah hiasan sedangkan tangan kanan lebih mulia dan lebih berhak untuk perhiasan dan kemuliaan. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XIV hal 102)

 Cincin Emas atau Perak

Pada awalnya Rasulullah saw mengenakan cincin yang terbuat dari emas namun setelah ada pelarangan pengenaan emas bagi kaum laki-laki maka beliau pun membuangnya dan tidak mengenakan lagi cincin yang terbuat dari emas selama-lamanya. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bahwasanya Rasulullah saw pernah membuat cincin dari emas dan menjadikan batu cincinnya berada dibagian dalam telapak tangannya. Tatkala beliau saw mengenakannya maka manusia (pada saat itu) membuat (cincin). Kemudian beliau saw duduk diatas mimbar dan melepasnya seraya bersabda,”Sesungguhnya aku mengenakan cincin ini dan menjadikan batu cincinnya dibagian dalam.”maka beliau saw melemparnya dan mengatakan,”Demi Allah aku tidak akan mengenakannya selama-lamanya.” Maka manusia yang menyaksikannya saat itu pun membuang cincin mereka.” (HR. Muslim)
Imam Bukhori meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw mengenakan cincin yang terbuat dari perak dan diukir ditasnya (tulisan) Muhammad Rasulullah. Dan beliau saw mengatakan,’Aku telah mengukir diatasnya Muhammad Rasulullah, maka janganlah salah seorang mengukirnya (seperti ukiran Muhammad Rasulullah).”
Imam Nawawi menyebutkan bahwa kaum muslimin telah bersepakat dibolehkan mengenakan cincin dari perak bagi kaum laki-laki, namun sebagian Ulama Syam dahulu pernah memakruhkan pengenaannya selain oleh orang yang memiliki kekuasaan, mereka menyebutkan suatu atsar dimana atsar ini agak aneh dan tertolak.
Al Khottobi mengatakan bahwa cincin perak makruh dikenakan oleh kaum wanita karena ia merupakan simbol kaum laki-laki. Dia mengatakan,”Apabila seorang wanita tidak mendapatkan cincin dari emas maka celuplah dengan warna kuning dari kunyit atau yang menyerupainya.” Dan pendapatnya ini pun lemah atau batil tidak tidak memiliki landasan. Yang benar adalah tidaklah makruh bagi seorang wanita mengenakan cincin dari perak. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XIV hal 94)

Wallahu A’lam

 


 

22.39 | 1 komentar

Alangkah Lucunya Aceh!

Written By Masril on Minggu, 25 Maret 2012 | 21.41


HASIL kolaborasi penulis Musfar Yamin dan sutradara Dedi Mizwar dalam filmnya berjudul “Alangkah Lucunya (Negeri ini)!”, menjadi bahan “tertawaan” bagi seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali Aceh. Kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di negeri ini, mulai dari pendidikan, kemiskinan, moral, halal dan haram, adalah sederet isu yang disuguhkan dalam film tersebut, yang seakan tidak pernah lenyap di atas bumi ini.

Belakangan, di Aceh, bertambah satu lagi isu yang sangat mamanas, yaitu “perebutan” kekuasaan melalui ajang Pilkada. Berpangkal dari isu di atas, hingga lahirlah kekerasan, pembakaran, teror, bahkan pembunuhan yang belakangan rutin terjadi secara berjamaah, dalam artian tidak pernah putus-putus.

Berita tentang pembakaran mobil, kantor, dan rumah selalu menjadi headline di koran ini, seperti: Lagi, Mobil Timses Irwandi Dibakar; Lagi, Mobil Timses Kandidat Bupati Dibakar; Mobil Timses Dibakar lagi; Mobil dan Kantor PA Dibakar; Mobil Timses Cabup Aceh Timur Dibakar; Timses Dibacok, Mobil Dibakar. Bahkan, tempat untuk berteduh pun tidak luput dari incaran; Rumah Zakaria Saman Dibakar. Berita di atas hanya sepercik kisah yang terjadi di Aceh hari ini, negeri yang juga dijuluki tanah seribu mesjid. Miris, ketika Aceh sedang bersolek untuk menebarkan pesona di luar dengan “bedak” syariat Islam. Sungguh, rasa bangga pada dunia menjadi penghuni Serambi Mekkah akan pudar dan terkikis dari masyarakat Aceh. Negeri Islam, tapi perilaku (sebagian) masyarakatnya tidak mencerminkan keislaman. Lantas, haruskah kita beramai-ramai keluar dari Aceh, karena sudah tidak ada lagi tempat yang aman untuk dipijak?

 Mengganjal jalan kompetitor
Dalam sebuah artikel yang berjudul Nafsu Menjadi Pemimpin, Dr Daud Rasyid, pengajar Pascasarjana UIN Jakarta, menyinggung akan kerakusan manusia pada jabatan. Sehingga tidak segan-segan bermanuver dan merekayasa untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan itu. Kadangkala cara yang dipakai sudah hampir sama dengan cara kaum kuffar atau kaum sekuler, menghancurkan nilai-nilai akhlak Islam yang sangat fundamental; mencari dan mengumpulkan kelemahan lawan politik dan pada waktunya aib-aib itu dibeberkan untuk mengganjal jalan kompetitornya.

Tidak menutup kemungkinan juga untuk menyakiti, merusak, bahkan menghabisi nyawa jika ada yang menghalangi jalannya untuk duduk manis diatas kursi empuk yang hanya diperebutkan lima tahun sekali ini. Mari kita membuka mata lebar-lebar, untuk melihat apa yang terjadi hari ini di Aceh. Sudahkah gambaran di atas terjadi di tengah-tengah kita? Jawablah dalam hati anda masing-masing.

Sama sekali tidak bermaksud membuka luka lama. Tapi, setidaknya, mengingat peristiwa yang pernah terjadi --konflik politik dan bersenjata berkepanjangan-- di mana harga darah sangat murah di Aceh kala itu. Ini semua hendaknya dapat menjadikan mereka yang sedang bertikai untuk mau membuka hati, mengulurkan tangan, bahu membahu, bersaing secara sehat, hingga ban sigoem masyarakat Aceh bisa menikmati hidup aman, damai, dan sejahtera.

Ketenangan, kedamaian, seolah “permata” di dasar lautan yang sangat mustahil untuk didapatkan. Malam yang mencekam, nyawa seakan berada di ujung rambut, hari-hari yang penuh ketidakpastian, bisa saja seluruh aktifitas tiba-tiba mati total karena adanya aksi pemberondongan, pemblokiran jalan, ruang gerak menjadi sangat sempit, hanya untuk pergi ke kampung sebelah, susahnya seperti pergi ke negara lain.

Singkat cerita, konflik yang berkepanjangan telah merenggut tak terhitung nyawa, memporak-porandakan pendidikan, psikologi masyarakat terpuruk, prestasi nol besar, Aceh sama sekali tak berkutik, kala itu. Hingga akhirnya, hembusan angin kedamaian kembali merasuki ke seluruh relung jiwa yang berteduh di atas tanah Aceh, setelah lahirnya kesepakatan damai antara pemerintah RI dan GAM.

Kesepakatan yang difasilitasi Crisis Management Intiative (CMI), sebuah lembaga international yang dipimpin langsung mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari, telah menghasilkan sebuah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005, di Koenigstedt, sebuah rumah peristirahatan di tepi sungai Vantaa, di luar kota Helsinki, Finlandia.

 Aceh hari ini
Belakangan, hembusan angin kedamaian telah tercoreng oleh ulah segelintir orang. Sejauh ini belum ada kesimpulan dari pihak kepolisian siapa sebenarnya bandit “bertopeng” itu. Secara kasar masyarakat menyimpulkan, pertikaian yang terjadi antara droe keu droe, bansa Aceh ngon bansa Aceh. Mungkin tidak meleset sedikit pun pemberian sebutan Aceh pungo kepada orang Aceh, sebagaimana yang dipopulerkan oleh RA Kern, seorang penulis berkebangsaan Belanda.

Beranjak dari beberapa falsafah hidup (hadih maja) sebutan Aceh pungo tidak terbantahkan lagi. Pungo di sini berarti keras. Semisal, singet bek, ro bah meuruah. Hadih maja tersebut memberi kesan watak orang Aceh yang sangat keras. Begitu juga pada hadih maja yang lain, haroh ta udep, wajeb ta mate (kita harus hidup, tapi wajib mati). Orang Aceh tidak takut walau ancaman mati sekali pun.

Saatnya mari kita mengubur dalam-dalam ego masing-masing, melepaskan segala atribut, ambisi, melupakan kisah pilu masa lalu, menerawang ke depan, akan ada hari esok, hari yang cerah, hari di mana kedamaian bisa didapatkan di mana saja, hari yang akan dilalui anak cucu kita, dengan mempersembahkan segudang prestasi, harumnya nama Aceh akan tercium hingga ke seluruh pelosok negeri.

Tapi jika tidak, mari kita “tertawa” untuk Aceh. Karena, alangkah lucunya Aceh ini!
21.41 | 0 komentar

HTML

Written By Masril on Sabtu, 24 Maret 2012 | 01.18

Pengertian HTML

HTML (HyperText Mark up Language) merupakan suatu metoda untuk mengimplementasikan konsep hypertext dalam suatu naskah atau dokumen. HTML sendiri bukan tergolong pada suatu bahasa pemrograman karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu naskah teks dan bukan sebagai program.

Berdasarkan kata-kata penyusunnya HTML dapat diartikan lebih dalam lagi menjadi :

Hypertext

Link hypertext adalah kata atau frase yang dapat menunjukkan hubungan suatu naskah dokumen dengan naskah-naskah lainnya. Jika kita klik pada kata atau frase untuk mengikuti link ini maka web browser akan memindahkan tampilan pada bagian lain dari naskah atau dokumen yang kita tuju.

Markup

Pada pengertiannya di sini markup menunjukkan bahwa pada file HTML berisi suatu intruksi tertentu yang dapat memberikan suatu format pada dokumen yang akan ditampilkan pada World Wide Web.

Language

Meski HTML sendiri bukan merupakan bahasa pemrograman, HTML merupakan kumpulan dari beberapa instruksi yang dapat digunakan untuk mengubah-ubah format suatu naskah atau dokumen

Kumpulan Tag HTML

1(!-- --) Memberi komentar atau keterangan. Kalimat yang terletak pada tag kontiner ini tidak akan terlihat pada browser
2(a href) Membuat link ke halaman lain atau ke bagian lain dari halaman tersebut
3(a name) Membuat nama bagian yang didefinisikan pada link pada halaman yang sama
4(applet) Sebagai awal dari Java applets
5(area) Mendefinisikan daerah yang dapat diklik (link) pada image map
6(b) Membuat teks tebal
7(basefont) Membuat atribut teks default seperti jenis, ukuran dan warna font
8(bgsound) Memberi (suara latar) background sound pada halaman web
9(big) Memperbesar ukuran teks sebesar satu point dari defaultnya
10(blink) Membuat teks berkedip
11(body) Tag awal untuk melakukan berbagai pengaturan terhadap text, warna link & visited link
12(br) Pindah baris
13(caption) Membuat caption pada tabel
14(center) Untuk perataan tengah terhadap teks atau gambar
15(comment) Meletakkan komentar pada halaman web tidak tidak akan nampak pada browser
16(dd) Indents teks
17(div) Represents different sections of text.
18(embed) Menambahkan sound or file avi ke halaman web
19(fn) Seperti tag (a name)
20(font) Mengganti jenis, ukuran, warna huruf yang akan digunakan utk teks
21(form) Mendefinisikan input form
22(frame) Mendefinisikan frame
23(frameset) Mendefinisikan attribut halaman yang akan menggunakan frame
24(h1 ... h6) Ukuran font
25(head) Mendefinisikan head document.
26(hr) Membuat garis horizontal
27(html) Bararti dokumen html
28(i) Membuat teks miring
29(img) Image, imagemap atau an animation
30(input) Mendefinisikan input field pada form
31(li) Membuat bullet point atau baris baru pada list    (berpasangan dengan tag (dir), (menu) (ol) and (ul)
32(map) Mendefinisikan client-side map
33(marquee) Membuat scrolling teks (teks berjalan) - hanya pada MS IE
34(nobr) Mencegah ganti baris pada teks atau images
35(noframes) Jika browser user tidak mendukung frame
36(ol) Mendefinisikan awal dan akhir list
37(p) Ganti paragraf
38(pre) Membuat teks dengan ukuran huruf yg sama
39(script) Mendefinisikan awal script
40(table) Membuat tabel
41(td) Kolom pada tabel
42(title) Mendefinisikan title
43(tr) Baris pada tabel
44(u) Membuat teks bergaris bawah


Cara mengkoneksi database mysql dengan php

Untuk melakukan koneksi ke MySQL ada dua fungsi yang bisa digunakan. Yang pertama adalah dengan menggunakan fungsi mysql_connect. Sintaks fungsinya adalah sebagai berikut.
resource mysql_connect ( [string server [, string username [, string password [, bool new_link [, int client_flags]]]]])
Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut ini.
$conn = mysql_connect('localhost', 'root', 'passwordku');
if (!$conn) {
die('Koneksi ke MySQL gagal: ' . mysql_error());
}
echo 'Koneksi ke MySQL sukses dengan mysql_connect !!';
mysql_close($conn);
?>

Kita lihat di atas ada perintah mysql_connect yang fungsi utamanya adalah untuk melakukan koneksi ke database MySQL. Sebagai contoh di atas server MySQL ada di localhost dengan username root dan passwordnya adalah passwordku. Ada catatan penting yang harus diingat di sini. Sejak versi 4.1, MySQL sudah mengunakan sistem autentikasi protokol yang baru yang berbasis pada algoritma hashing. Hal ini membuat koneksi yang menggunakan client lama akan gagal dan akan menghasilkan error message seperti berikut ini.
Client does not support authentication protocol requested by server; consider upgrading MySQL client
Tidak usah takut. Penulis sendiri mengalami hal sama ketika melakukan uji coba dengan PHP 4.3.11 dan MySQL 4.1.11 ini. Solusinya mudah dan ada beberapa cara. Menurut pada manual MySQL 4.1.11, hal tersebut bisa diatasi dengan cara reset password dari user sehingga bisa diakses oleh client versi yang lama. Ini dilakukan dengan menggunakan perintah SET PASSWORD dan juga fungsi OLD_PASSWORD(). Contoh untuk melakukannya adalah sebagai berikut.
mysql> SET PASSWORD FOR
-> 'some_user'@'some_host' = OLD_PASSWORD('newpwd');
Anda bisa mengganti 'some_user' dengan user yang Anda gunakan dan 'some_host' dengan host Anda (biasanya localhost). Kemudian pada bagian newpwd isikan dengan password Anda.
Persistent connection
Selain menggunakan fungsi mysql_connect, bisa juga dengan menggunakan fungsi mysql_pconnect. Apa bedanya? Ini adalah fungsi koneksi ke MySQL dengan cara persistent. Sekali kita koneksi secara persistent ke database server maka koneksi ini terus melangsungkan hubungan ke database server. Secara prinsip fungsi mysql_pconnect ini sama dengan mysql_connect hanya saja dengan dua perbedaan yaitu:
1. Selama mengadakan koneksi maka fungsi ini akan mencari suatu link persistent lain yang sudah terhubung ke host, user dan password yang sama. Jika link tersebut ditemukan maka identifier dari koneksi atau link tersebut akan diberikan ke client dan client tidak akan mengadakan koneksi baru ke dataase server.
2. Koneksi ke database tidak akan terputus jika eksekusi dari suatu script SQL selesai dilakukan. Pada fungsi mysql_connect, secara otomatis koneksi akan terputus sesaat setelah suatu script SQL dieksekusi. Pada fungsi mysql_pconnect, koneksi ke database akan terus terjadi dan tidak akan diputus walaupun Anda menggunakan fungsi mysql_close.
Sintaks dasar dari penggunaan fungsi mysql_pconnect adalah sebagai berikut.
resource mysql_pconnect ( [string server [, string username [, string password [, int client_flags]]]])
Contoh code PHP nya dari fungsi mysql_pconnect bisa dilihat pada code berikut ini.
$conn = mysql_pconnect('localhost', 'root', 'ariesa2001');
if (!$conn) {
die('Koneksi ke MySQL gagal: ' . mysql_error());
}
echo 'Koneksi ke MySQL sukses dengan mysql_pconnect !!';
?>

yang jelas mesti buat script utk koneksi database contohnya koneksi.php
Scr garis besar codenya spt ini :


$host="localhost";
$username="root";
$password=

$database="nama databasenya";

//buat koneksinya
$conn=mysql_connect($host,$username,$password)

//buat cek koneksinya

if(!$conn)
{

echo("Koneksi Gagal");

}

$hasil=mysql_select_db($database);
if(!$hasil)
{

echo("Database Gagal");

}

?>

01.18 | 0 komentar

Domain dan Hosting

Written By Masril on Jumat, 23 Maret 2012 | 19.39

Gambar: Ilustrasi Domain & Hosting
Dalam pembuatan website seperti Yustian Blog ini dibutuhkan sebuah penamaan yang dapat dengan mudah dikenali oleh para pengunjungnya di internet atau biasa yang dikenal dengan sebutan domain. Sedangkan untuk menyimpan data atau berbagai file-file yang dimiliki suatu website dibutuhkan suatu hosting untuk meletakan file-file tersebut. Dibawah ini akan menjelasan serta memberikan pengertian lebih dalam lagi mengenai domain dan hosting sekaligus akan diberikan beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam memilih domain dan hosting untuk website Anda.

Apa itu Domain?

domain 
Domain adalah adalah suatu sistem pengelamatan dengan memberikan identitas unik terhadap suatu website di internet. Dikarenakan di internet berbasis pengalamatan Internet Protocol (IP) dan bukannya domain oleh sebab itu pada setiap komputer server diinternet membutuhkan Domain Name System (DNS) yang bertujuan untuk mentranslasikan domain ke pengelamatan IP.
Mungkin Anda akan bertanya, kenapa tidak langsung saja menggunakan pengelamatan IP? Hal ini dikarenakan pengalamtan IP sangat sulit untuk di ingat atau di hafalkan karena berupa deretan angka. Contohnya Yustian Blog yang memiliki domain yustian.web.id akan mudah diingat jika dibandingkan mencoba untuk mengingat website Yustian Blog dengan pengalamatan IP 209.51.142.102 .
Secara garis besar domain terdiri dari top-level domains (TLDs) yang berada pada level tertinggi
hirarki DNS di internet. Top-level domains (TLDs) dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :
  • country code top-level domains (ccTLD) yang mengidentifikasikan domain berdasarkan negera contohnya: .id (Indonesia), .uk (United Kingdom), .ru (Rusia) dan lainnya.
  • generic top-level domains (gTLD) merupakan kelompok domain yang umum digunakan di internet. contohnya: .gov (Government agencies), .edu (Educational institutions), .org (Organizations), .com (Commercial business), .mil(Military), .net(Network organizations). dan lainnya.

Langkah – Langkah dan Tips Memilih Domain.

1. Menentukan domain
Pemilihan nama merupakan bagian terpenting yang perlu di perhatikan dalam menentukan domain, yang mana akan memudahkan pengunjung untuk menemukan dan mengingat website Anda. Domain yang baik memiliki karakteristik berikut:
  • Singkat - Kebanyakan dari kita malas untuk mengetik mungkin termasuk Saya dan Anda! Dengan nama domain yang singkat ini akan memudahkan pengujung website untuk mengetik, membaca dan mengingatnya. Contoh : yustian.web.id
  • Memiliki Arti - Domain yang singkat tidak ada gunanya tanpa arti! Sebaiknya pilih domain yang ada hubungannya dengan website yang akan dipahami oleh pengunjung website Anda. Contoh: n41t5uy.web.id lebih sulit diingat di bandingkan yustian.web.id.
  • Jelas - Kejelasan dalam domain sangatlah penting dalam memilih nama domain. Sebisa mungkin hindari penamaan yang sulit untuk diucapkan atau dihafalkan seperti penggunaan angka dalam penamaan domain Anda dan lebih gunakan tanda “-” sebagi pemisah suka kata yang terdapat pada domain. Contoh: yustian-blog.com
2. Mendaftarkan domain
Setelah Anda telah menentukan domain untuk Website Anda selanjutnya waktunya Anda untuk
mendaftarkannya di salah satu penyedia jasa pembuatan Domain dan Hosting Indonesia atau Hosting Murah
3. Menggunakan domain
Setelah proses pendaftaran domain Anda selesai. Anda akan diberikan Control Panel atau Domain Manager untuk mengelola domain Anda. Sehingga Anda dapat mengarahkan domain Anda tersebut ke Hosting pilihan Anda.

Apa itu Hosting?

hosting 
Hosting adalah suatu layanan di internet yang menyediakan tempat untuk menyimpan semua file website Anda  dalam sebuah komputer server agar dapat diakses melalui internet. File-file dapat berupa file website seperti HTML, CSS, JavaScript, PHP, JSP, ASP, dan masih banyak lagi atau mungkin berupa file-file data seperti MP3, PDF, AVI, FLV, SWF dan yang lainnya. Pada dasarnya komputer server ini disewakan perbulan atau pertahun jadi Anda hanya menggunakan komputer server tersebut tanpa harus di repotkan dengan penginstalan, pengaturan atau pemeliharannya karena itu semua telah di kerjakan oleh perusahaan hostingnya.
Umumnya Anda di berikan akses oleh pihak hosting diantaranya untuk :
  1. Menyimpan seluruh file yang dibutuhkan untuk website Anda ke komputer server termasuk membuat database dan lai-lain.
  2. Membuat agar file dan database tersebut dapat berjalan dan diakses di internet.
Hosting dapat di bedakan berdasarkan tipe diantaranya:
  • Share Hosting – Sebuah website diletakan bersama-sama dengan beberapa website lainnya dalam satu komputer server yang sama yang hanya dipisahkan dengan direktori dan semuanya menggunakan layanan secara bersama-sama.
  • Reseller Hosting – Sebuah layanan hosting yang menyediakan suatu paket hosting yang dapat di jual kembali.
  • Dedicated Hosting - Sebuah layanan hosting yang menyediakan sebuah komputer server yang dapat di instalasi dan di atur sesuai kebutuhan yang diinginkan untuk digunakan pada sebuah website atau lebih.
  • Colocation Hosting - Sebuah layanan hosting yang menyediakan tempat bagi server yang membutuhkan fasilitas-fasilitas tertentu seperti power supplay, keamanan data, kecapatan koneksi internet yang tinggi dan lain-lain.

Langkah – Langkah dan Tips Memilih Hosting.

1. Memilih hosting
Penting bagi Anda untuk memilih Hosting yang baik bagi website Anda. Ini sama halnya dengan saat bagaimana Anda akan memilih sebuah leptop. Anda tidak ingin mempelajari lebih mendaalam setiap komponen yang terdapat didalam sebuah leptop yang baik.Sebaiknya saat memilih hosting lihatlah beberapa elemen penting berikut:
  • Harga - Ini sangat bergantung pada kualitas layanannya. Sekarang ini banyak Hosting Indonesia memiliki beberapa paket Hosting Murah.
  • Data Transfer – Pastikan data transfer yang disediakan cukup besar perbulannya sehingga dapat mengakomodasi seluruh data saat traffik kunjungan ke website Anda cukup besar untuk memastikan website Anda selalu dapat tetap diakses diinternet.
  • Space - Pilihlah sesuai dengan kebutuhkan data-data website Anda sehingga data website dapat disimpan seluruhnya dan tidak memiliki space kosong yang tidak terpakai yang memiliki ukuran relatif besar.
  • Realibilitas - Pastikan hosting memiliki kecapatan yang stabil dan Up-time yang baik agar memastikan website dapat di kunjungi dan diakses di internet dengan baik.
  • Layanan - Sebaiknya tinjau lebih dalam lagi mengenai hal ini. Pastikan hosting yang akan Anda pilih dapat menjawab dengan cepat seluruh pertanyaan atau permasalahan tentang layanan hosting yang Anda gunakan.
2. Mendaftarkan website di hosting
Setelah Anda telah menentukan hosting untuk Website Anda selanjutnya waktunya Anda untuk
melakukan pendaftaran di salah satu penyedia jasa pembuatan Domain dan Hosting Indonesia di Jagoan Hosting Indonesia  
3. Menggunakan hosting
Setelah proses pendaftaran hosting Anda selesai. Anda akan diberikan Control Panel untuk mengelola website Anda. Sehingga Anda dapat mengarahkan Hosting Anda ke Domain yang telah Anda buat sebelumnya dan mengupload seluruh data website Anda ke internet.
Setelah Anda mendaftarkan domain dan mengupload file-file website Anda di hosting. Selanjutnya sekarang waktunya Anda memperkenalkan website yang baru saja Anda buat di berbagai blog, forum, social networking dan tentu saja search engine seperti Google.com, Yahoo.com, Ask.com dan masih banyak lagi search engine lain yang mana akan memperkenalkan website Anda lebih cepat ke dunia maya dan tentu saja ini dapat menghasilkan suatu yang positif bagi Anda dan Usaha barang dan jasa yang tawarkan dan perkenalkan di website Anda. Semoga artikel ini membantu Anda dalam pengenalan mengenai domain dan hosting. Terima kasih. 


19.39 | 0 komentar